Pekalongan | Radar-today – Rangkaian insiden kebakaran kapal kayu yang kerap terjadi di wilayah dermaga Kota Pekalongan menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pelaku sektor kelautan. Tingginya risiko kebakaran di area dermaga yang padat dan minim akses pemadam kebakaran laut mendorong mahasiswa Tim 151 Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) tahun 2025 Universitas Diponegoro Semarang untuk merancang sebuah desain inovatif kapal pemadam kebakaran laut, sebagai solusi jangka panjang.
Koordinator Desa Tim 151 KKN-T kelompok 3 Universitas Diponegoro Semarang, Elia Septian Wijaya mengatakan, bahwa program ini lahir dari kolaborasi lintas disiplin ilmu, yang melibatkan enam program studi yakni Teknik Perkapalan, Teknologi Hasil Perikanan, Hukum, Ekonomi Islam, Akuntansi, dan Sastra Inggris. Adapun desain kapal disusun secara komprehensif, tidak hanya dari aspek teknis dan operasional, tetapi juga mencakup aspek legalitas, kelayakan finansial, manajemen risiko, hingga penyuluhan masyarakat.
“Desain kapal pemadam ini dirancang dengan spesifikasi yang mempertimbangkan perairan Kota Pekalongan. Kapal ini menggunakan lambung monohull yang unggul dalam kecepatan, manuver dan performa pada kondisi gelombang tinggi, serta dilengkapi inovasi chine” jelasnya.
Ia menambahkan, Inovasi tersebut digunakan untuk mengurangi hambatan, memperkecil luas penampang tercelup dan meningkatkan momen gaya apung saat mengangkut orang melebihi batas. Bahan kapal ini berupa fiberglass, dimana menawarkan kekuatan, keandalan dan efisiensi biaya konstruksi yang lebih ekonomis.
Dimensi utama kapal yang akan dirancang yaitu LOA 5,6 m, lebar 2,00 m, tinggi 1,1 m, sarat 0,4 m, kecepatan 15 knot, displacement 1,180 ton, dan koefisien blok (Cb) 0,35. Ukuran utama kapal tersebut didapatkan berdasarkan kapal pembanding dan pemodelan menggunakan software Maxsurf. “Mesin yang dipakai yaitu jenis Mesin diesel Panther 2.3 yang dibanderol dengan harga Rp 10.500.000. Analisis yang dilakukan menggunakan bantuan software maxsurf stability, kapal memiliki nilai GZ yang cukup baik, yaitu sebesar 0.405 m di derajat kemiringan 57,3 deg,” kata Elia.
Fajar Aidil, selaku Anggota Kelompok 3 Tim 151 KKN-T UNDIP menambahkan, Rancangan kapal ini merupakan hasil dari observasi lapangan, serta wawancara dengan pemilik galangan dan pekerja galangan, juga kajian terhadap insiden kebakaran sebelumnya. selain perancangan teknis, kami mahasiswa juga turut melakukan edukasi masyarakat mengenai pencegahan kebakaran, prosedur evakuasi dan penggunaan alat pemadam ringan.
“Melalui pendekatan multidisiplin yang solid, program ini menjadi wujud nyata komitmen Tim 151 KKN-T Universitas Diponegoro Semarang dalam menghadirkan solusi berbasis kebutuhan lokal,” ungkap Fajar.
Tungky Ari Wibawa selaku pemilik Galangan berharap desain kapal pemadam kebakaran ini dapat direalisasikan oleh dinas kelautan dan perikanan setempat dan mendorong peningkatan sistem keselamatan maritim di Kota Pekalongan.
“Lebih jauhnya, desain ini dapat menjadi model inspiratif bagi wilayah pesisir lainnya dengan tantangan serupa,” ujar Tungky.(mit/*)

















